... A. PENDAHULUAN
Karya tulis pada hakikatnya merupakan organisasi ide atau pesan secara tertulis. Jika kata itu dikaitkan dengan kata ilmiah, maka hasil organisasi ide atau pesan itu disebut tulisan ilmiah. Tulisan ilmiah adalah tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, atau penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Pada umumnya karya tulis yang dibuat oleh siswa berdasarkan hasil pengamatan, peninjauan di lapangan termasuk kedalam kategori hasil berpikir induktif. Dalam berpikir induktif, kesimpulan ditarik atas dasar data empiris setelah sebelumnya dilakukan verifikasi data.
Karya tulis yang dibuat atas dasar berpikir induktif, salah satunya dapat dilakukan melalui pendeskripsian gejala atau peristiwa berdasarkan pengamatan dan peninjauan lapangan. Misalnya, siswa datang ke sebuah perusahaan untuk meninjau, mengamati proses produksi atau sistem organisasinya, kemudian hasil-hasilnya dilaporkan/ ditulis. Apa yang ditulis oleh siswa adalah fakta, gejala atau kejadian di lapangan, kemudian diberi komentar dan pembahasan berdasarkan teori-teori yang berkenaan dengan produksi atau sistem organisasi. Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan apa yang diamati di lapangan dengan apa yang seharusnya menurut teori sehingga siswa dapat menarik kesimpulan, setidaknya menilai bagaimana kondisi perusahaan itu dalam hal produksi atau sistem organisasinya.
Dengan demikian, karya tulis yang dibuat oleh siswa atas dasar berpikir induktif diawali dengan pengamatan empiris dan hasilnya dibandingkan dengan teori-teori yang relevan dengan masalah, kemudian disimpulkan. Karya tulis seperti ini hanya memaparkan hasil pengamatan, dan tidak dituntut mengajukan dan menguji hipotesis. Sebab, yang diutamakan adalah memaparkan atau mendeskripsikan apa yang terjadi di lapangan, namun isi laporan harus sistematis.
B. LANGKAH-LANGKAH PENULISAN
Penyusunan karya tulis berdasarkan hasil berpikir induktif biasanya menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menetapkan tema pokok dan pertanyaan-pertanyaan yang ingin dicari jawabannya;
2 Mengadakan verifikasi data, gejala proses di lapangan. Artinya siswa turun ke lapangan untuk mempelajari data, gejala, atau berlangsungnya suatu proses misalnya proses produksi atau sistem organisasi suatu perusahaan. Cara yang dilakukan bisa melalui pengamatan, wawancara/ interviu, studi dokumentasi dan sebagainya, kemudian hasilnya dicatat sebagaimana adanya;
3. Menganalisis data, setidaknya mempelajari hasil pengamatan tersebut dan menghubungkannya dengan landasan teori yang berkenaan dengan tema atau masalah yang diamati. Kaitkan hasil pengamatan dengan rumusan masalah atau pertanyaan-pertanyaan yang telah ditetapkan pada langkah pertama;
4. Membuat outline isi karya tulis (lihat sistematika penulisan);
5. Menyusun atau menulis karya tulis tersebut dengan bahan yang telah diperoleh dari pengamatan di lapangan dan bahan-bahan teoritis sebagai pembanding. Dalam menyusun atau menulis bahan tersebut, perhatikan beberapa petunjuk yang terdapat pada uraian isi dan sistematika.
C. TEKNIK PENULISAN
1. Ketentuan Umum
a.Bahasa Penulisan dilaksanakan dalam bahasa Indonesia dan berpedoman pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, 1996 dan 1997)
b. Ukuran dan macam kertas
1) Jenis kertas yang dipakai adalah HVS A4 (21 x 29,7 cm);
2) Warna kertas putih;
c. Pengetikan
1) Hanya pita dan tinta hitam yang diperkenankan untuk dipakai;
2) Semua materi dalam tulisan harus ditik;
3) Simbol dan huruf-huruf khusus yang tidak terdapat pada mesin tik/ komputer dapat digambarkan dengan tangan dan menggunakan tinta cina;
4) Pencoretan dan penghitaman bagian yang salah tidak diperkenankan;
5) Penggandaan dapat dilakukan dengan karbon copi atau foto copi dengan kertas dan tinta yang berkualitas tinggi, sheet stensil atau dicetak.
d. Margin
1) Batas bawah, atas dan samping kanan berjarak 3 cm dari pinggir kertas; samping kiri 4 cm dari pinggir kertas; samping kanan tidak harus ditik rata mengikuti batas margin;
2) Semua tabel dan gambar harus berada dalam margin;
3) Sub judul pada halaman bagian bawah harus diikuti dengan dua baris penuh dibawahnya. Jika tempat tidak memungkinkan, sub judul harus dimulai pada halaman berikutnya;
4) Kata terakhir pada suatu halaman tidak boleh dipisahkan ke halaman berikutnya, tetapi seluruh kata harus ditik pada halaman berikutnya;
5) Alinea baru dapat dimulai dengan indentasi atau perbedaan spasi.
e. Spasi
1) Spasi ganda harus dipakai untuk keseluruhan secara umum;
2) Spasi tunggal untuk tabel, kutipan yang lebih dari lima baris, dan untuk setiap nomor bibliografi (pustaka).
f. Penomoran halaman
1) Nomor halaman ditik tanpa tanda petik ataupun garis kecil dan ditempatkan disamping kanan, 1,5 spasi di atas batas margin atau 3cm dari pinggir kanan kertas;
3) Pada halaman yang memuat judul utama (Bab), nomor halaman boleh tidak dicantumkan tetapi dihitung atau ditik 1,5 spasi di bawah batas margin bawah sejarak 3 cm dari pinggir kanan kertas;
4) Semua halaman dinomori, kecuali halaman pertama yang kosong. Halaman judul, halaman muka dan halaman pertama suatu bab, halaman pada tubuh laporan, daftar pustaka dan lampiran diberi nomor Arab, dimulai dengan 1;
g. Tabel dan gambar
1) Kata tabel menyatakan data yang sudah ditabulasikan dan digunakan dalam karya tulis, baik dalam tubuh tulisan maupun dalam lampiran;
2) Kata gambar menunjukkan semua materi non verbal yang digunakan dalam tubuh tulisan dan lampiran seperti peta, grafik, foto, gambar, diagram dll.;
3) Untuk membuat tabel dan gambar digunakan mesin tik/komputer dan tinta cina, dapat digunakan untuk judul, nomor, dan tanda-tanda;
4) Tabel dan gambar hendaknya menggunakan kertas yang sama dengan seluruh tulisan;
5) Tabel dan gambar harus berada dalam margin yang sudah ditetapkan;
6) Tabel dan gambar yang ukurannya kurang atau sama dengan setengah halaman dapat diletakkan diantara uraian laporan; dipisahkan dari kalimat sebelah atas dan bawah dengan satu tripel spasi. Bila tebal atau gambar lebih besar dari setengah halaman harus diletakkan pada halaman tersendiri;
7) Dua atau tiga tabel, gambar yang kecil dapat diletakkan pada satu halaman dengan pemisahan sesuai aturan;
8) Tabel atau gambar yang lebar dapat ditik atau diletakkan pada sejajar panjang. Judul tabel harus ditik sesuai dengan batas penjilidan;
9) Tabel atau gambar harus diletakkan sedekat mungkin dengan uraian
dalam tulisan;
10) Nomor dan judul tabel harus diletakkan dua spasi di bawah batas tabel;
1 l) Nomor dan judul gambar harus diletakkan dua spasi di bawah batas gambar bawah;
12) Posisi tabel, gambar sejajar lebar atau sejajar panjang tidak mempengaruhi cara penomoran halaman;
13) Tabel dan gambar dinomori dengan seri yang berbeda. Setiap seri diberi nomor unit dengan angka Arab;
14) Bila suatu tabel harus diteruskan ke halaman lain, dibatas atas ditik tabel 4 (lanjutan);
15) Judul tabel/gambar harus ditik mulai dari batas kiri;
16) Judul tabel tidak terpisah dengan tubuh tabel;
2. Sistematika Penulisan
Pada umumnya dalam sebuah organisasi penyajian karya tulis terdiri dari tiga bagian utama, yakni bagian permulaan, bagian tubuh, dan bagian penutup.
BAGIAN PERMULAAN, terdiri dari:
• Kulit Laporan (Teladan 1)
• Halaman persetujuan (Teladan 2)
• Halaman pengesahan (Teladan 3)
• Halaman motto (Jika ada)
• Kata Pengantar
• Datar Isi
• Daftar Tabel (Jika ada)
• Daftar Gambar (Jika ada)
• Daftar Lampiran (Jika ada)
• Intisari Laporan
BAGIAN TUBUH ATAU ISI, terdiri dari beberapa bab dan setiap bab terdiri dari beberapa butir pembahasan:
BAB I PENDAHULUAN, berisi:
A. Latar Belakang
B. Permasalahan
C. Tujuan dan Kegunaan
D. Metodologi
E. Sistematika Pembahasan
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN, berisi:
A. Deskripsi Teori
B. Hasil Pengamatan
C. Pembahasan
BAB III SIMPULAN DAN SARAN, berisi:
A Simpulan
B. Saran
BAGIAN PENUTUP, terdiri dari:
A. DaftarPustaka
B. Lampiran-Lampiran
KETERANGAN:
Latar Belakang:
Dalam bagian ini dikemukakan fenomena, keadaan, informasi atau peristiwa yang melatar belakangi masalah. Jadi, isi latar belakang masalah antara lain:
• Menguraikan konsep atau keadaan yang seharusnya
• Menguraikan kenyataan yang terjadi
• Menguraikan solusi dan alasan pentingnya.
Permasalahan:
Dalam bagian ini penulis memaparkan terlebih dahulu masalah pokok yang akan dibahas. Dari masalah pokok kemudian dirumuskan beberapa masalah yang lebih operasional dalam bentuk sub-sub masalah. Nyatakan permasalahan tersebut dalam kalimat pertanyaan yang jelas, spesifik dan logis;
Tujuan dan Kegunaan:
Pada bagian ini penulis dapat menyajikan perumusan tujuan secara umum dan khusus. Tujuan umum mengacu pada masalah pokok, sedangkan tujuan khusus mengacu pada sub-sub masalah. Tujuan dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan mengenai makna yang terkandung dalam permasalahan. Setelah itu berikan penjelasan manfaatnya, yaitu menjelaskan nilai guna hasil-hasil yang diperoleh dari pembahasan permasalahan tersebut, baik secara teoritis maupun praktis;
Metodologi:
Dalam bagian ini dikemukakan tempat dan waktu penelitian; subyek penelitian, yaitu orang atau benda yang akan dijadikan sample dan sasaran penelitian; data dan sumber data; alat dan bahan penelitian; cara pengumpulan data (wawancara, observasi, dokumentasi, dll) Selanjutnya kemukakan pula cara penyajian dan cara analisis data yang digunakan, misalnya analitik kualitatif deskriptif, analitik kuantitatif deskriptif, dan sebagainya.
Sistematika Pembahasan:
Pada bagian ini penulis memberikan gambaran secara sistematis dan logis tentang pokok bahasan yang akan disajikan dalam karya tulis.
Deskripsi Teori:
Di sini penulis memaparkan atau menjelaskan konsep atau teori yang berkaitan dengan permasalahan
Hasil dan Pembahasan:
Pada bagian ini penulis menyajikan hasil pengamatan empiris atau pengamatan lapangan sesuai dengan permasalahan yang sudah ditetapkan. Kemudian, hasil pengamatan empiris tersebut dibahas atau dianalisis. Pembahasannya bisa dilakukan melalui tinjauan teoritis sebagai bahan perbandingan untuk memperjelas hasil pengamatan.
Simpulan:
Isinya adalah menyimpulkan hasil pembahasan dalam hubungannya dengan permasalahan atas dasar hasil pengamatan tadi, dan menilainya dari sudut teoritis keilmuan yang relevan dengan tema atau judul. Apabila simpulan lebih dari satu halaman, maka penulisannya menggunakan point-point, namun jika hanya satu halaman atau kurang, penulisannya menggunakan alinea. Penulisan diawali dengan simpulan secara umum, kemudian yang lebih khusus.
Saran-saran:
Penulis mengajukan pendapatnya tentang hasil pengamatannya di lapangan atau menilai kelemahan-kelemahan gejala, peristiwa atau proses yang terjadi di lapangan beserta upaya memperbaikinya.
3. Pengorganisasian Tulisan
Karya tulis biasanya disusun berdasarkan suatu tata urutan yang baik. Tata urutan yang baik inilah yang dinamakan organisasi tulisan. Ini dimaksudkan untuk memudahkan pembaca dalam memahami apa yang ditulis. Dalam penulisan ilmiah dikenal dua bentuk organisasi tulisan, yaitu bentuk angka huruf dan bentuk kesatuan desimal.
a. Bentuk Angka Huruf
Pada bentuk angka huruf, judul bab bernomor angka Romawi, sedangkan sub bab berhuruf kapital. Bagian lebih kecil lagi (sub-sub bab) berangka Arab, perincian lebih kecil lagi diberi tanda huruf kecil. Jika bagian itu masih memiliki bagian yang lebih penting lagi, maka digunakan angka berkurung tutup dan selanjutnya huruf kecil berkurung tutup. Demikian seterusnya.
Contoh:
BAB I ....................................................................................
A. ...............................................................................
1 ...........................................................................
2. .........................................................................
a. ...................................................................
b. ...................................................................
1) ................................................................
2) ................................................................
a) ...........................................................
b) ...........................................................
(1) .....................................................
(2) .....................................................
(a) ................................................
(b) ................................................
B .................................................................................
1................ ............................................................
2. ...........................................................................
3. dan seterusnya
b. Bentuk Kesatuan Desimal
Pada bentuk kesatuan desimal ini semua perincian bab menggunakan angka Arab, kecuali pada judul bab menggunakan angka Romawi.
Contoh:
BAB I .....................................................................................................
2.1 ...............................................................................................
2.1.1 ....................................................................................
2.1.1.1 ........................................................................
2.1.1.2 ........................................................................
dan seterusnya
2.2 ................................................................................................
2.2.1 .....................................................................................
2.2.1.1 .......................................................................
2.2.1.2. ........................................................................
dan seterusnya
Dari kedua cara tersebut di atas, salah satu cara yang sebaiknya dipakai adalah cara pertama, yaitu bentuk angka huruf, karena dengan tanpa mengurangi kerapian dan estetika penulisan, cara ini lebih ekonomis dalam arti dapat mendayagunakan setiap halaman karya tulis secara efisien.
4. Cara Membuat Kutipan
Kutipan adalah ambil alihan konsep atau pendapat orang lain sebagaimana tertulis dalam karya tulisnya kata demi kata. Kutipan, disamping dimaksudkan sebagai penguat atau pendukung bahasan, juga dapat berfungsi sebagai upaya penekanan arti penting dari apa yang dikemukakan oleh penulis yang mengutip itu.
Berikut ini adalah beberapa petunjuk cara melakukan kutipan, yaitu:
a. Kutipan yang kalimatnya kurang dari lima baris, penulisannya langsung dalam barisan kalimat, tetapi dengan menggunakan tanda petik ganda ("..."). Hal ini untuk membedakan kalimat penulis dengan kalimat kutipan.
Perhatikan contoh kutipan berikut ini:
Keterampilan menulis sangat berhubungan dengan kehidupan seseorang di masyarakat. Karena eratnya hubungan peran penulis dengan kehidupan di masyarakat ini, I Gusti N. Oka (1976:53) mengatakan bahwa "masyarakat Indonesia yang akan datang sangat memerlukan tenaga kerja untuk Pembangunan yang terampil menggunakan bahasa Indonesia untuk surat menyurat, berpidato, dan karang-mengarang".
b. Kutipan yang panjangnya sama dengan atau lebih dari lima baris, penulisannya adalah sebagai berikut:
1) Kutipan ditulis atau ditik terpisah dari kalimat kita sendiri;
2) Kutipan ditik pada baris baru dengan jarak empat pukulan tik kosong dari sisi margin;
3) Kutipan ditik rapat (spasi tunggal);
4) Kutipan tidak usah menggunakan tanda petik ganda pada awal dan akhir kalimat;
5) Bila dalam kutipan panjang itu terdapat bagian yang diberi tanda petik ganda, maka dalam tulisan kita tanda petik ganda itu diganti dengan tanda petik tunggal
Contoh:
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
.............................................( akhir baris tulisan kita )
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
............................................... (akhir kutipan )
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
......................................................( kalimat kita sendiri )
c. Dalam mengutip jangan sampai melakukan perubahan, baik redaksi maupun
isi dari apa yang dikutip.
6. Cara Menyusun Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisi semua sumber kepustakaan yang dipergunakan dalam penulisan sebuah karya tulis. Sumber kepustakaan itu dapat berupa buku, majalah, surat kabar, jurnal kertas kerja, ensiklopedi, dan bahan penerbitan lain sebagai referensi yang berkaitan dengan tulisan yang sedang dikerjakan.
Penulisan daftar pustaka hendaknya memenuhi kaidah atau aturan yang lazim dalam penulisan ilmiah. Penulisannya disusun secara alfabetis, dari A sampai Z dengan petikan huruf pertama dari nama keluarga penulisnya.
Secara keseluruhan penulisan daftar pustaka itu adalah sebagai berikut:
a.Nama pengarang dengan mencantumkan nama akhir (marga) dan tanpa menggunakan gelar atau derajat kesarjanaannya. Penulisan nama apabila lebih dari satu pola (kata) penulisannya harus dibalik dengan disertai penggunaan tanda koma dan diakhiri dengan tanda titik;.
b.Setelah nama pengarang tercantum, maka dituliskan tahun penerbitan buku tersebut dan diberi tanda titik.
c.Setelah penulisan tahun penerbitan, dicantumkan nama buku tersebut dengan disertai garis bawah atau dicetak miring, kemudian diberi tanda titik.
d.Setelah nama buku tercantum, maka dituliskan nama kota penerbitan buku atau majalah tersebut diterbitkan dan disertai dengan tanda titik dua (:).
e.Pada bagian akhir, setelah dicantumkan kota penerbitan dicantumkan penerbit mana yang menerbitkan buku atau majalah tersebut dan diakhiri dengan tanda titik.
Contoh:
Ali, Lukman. 2000. Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa
Diknas.
Depdikbud. 1996. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Soemanto, Wasty. 1994. Pedoman Teknik Penulisan Skripsi. Jakarta: Bumi Aksara.
Sujiman, Panuti dan Dendy S. 2000. Petunjuk Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Pengajar Bahasa Indonesia.
D. DAFTAR BACAAN
Ali, Lukman. 2000. Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Diknas.
Ariyani. Farida (Dosen Tetap FK1P Unila). 2003. Ragam Tulis Karya Ilmiah. Makalah Disampaikan pada Pelatihan Karya Ilmiah Bagi Guru-guru Anggota PGR1 Kabupaten Tanggamus, 19 April 2003, di Pringsewu.
Arikunto, Suharsimi, 1989. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bina Aksara.
Depdikbud, 1996. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Depdikbud. 1997. Pedoman Umum Pembentukan Istilah Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan bahasa.
Ekosusilo, Madyo. dan Bambang Triyanto. 1991. Pedoman Penulisan Karya Tulis Semarang: Dahara Prize.
Ghazali, M .Bahri. 1991. Konsep Ilmu Menurut Al-Ghazali, Suatu Tinjauan Psikologik Pedagogik. Yogyakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya.
Hadi, Sutrisno. 1988. Metodologi Research. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fak. Psikologi UGM.
Nasution, S dan RH. Thomas. 1980. Buku Penuntun Membuat Disertasi, Thesis, Skripsi, Report, Paper. Bandung: PT. Jemmars.
Satrohoetomo. Ali. 1975. Karangan Ilmiah, Suatu Penuntun Menulis Laporan dan Skripsi . Jakarta: .Pradnya Paramita.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1985. Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES.
Soemanto, Wasty, 1994. Pedoman Teknis Penulisan Skripsi (Karya Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.
Sudjana, Nana. 1988. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung: Smar Baru.
Sudjiman, Panuti dan Dendy S. 2000. Petunjuk Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Pengajar Bahasa Indonesia.
Soetjipto (Pengawas Dinas Pendidikan Tingkat I). 2006. Teknik Penulisan Artikel Ilmiah. Makalah Disampaikan pada Workshop Guru Pembina LPIR SMA se-Propinsi Lampung, tanggal 16 s.d 20 Desember 2006, di Bandar Lampung.
Tambunan, Martahan. 1992. Pengenalan Penulisan Laporan Penelitian, Makalah disampaikan pada pertemuan dan diskusi ilmiah bagi pembina dan pengurus KIR se Propinsi Lampung. Bandar Lampung, 13 Nopember 1992.
Universitas Lampung. 1985. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Bandar Lampung: Unila Press.
Universitas Lampung. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Bandar Lampung: Unila Press.
PEDOMAN MEMBUAT KARYA TULIS BAGI SISWA DAN KELOMPOK ILMIAH REMAJA Oleh Drs. FADRIZAL ALAMS
Diposting oleh
SOBAT KIR
on Jumat, 19 November 2010
0 komentar:
Posting Komentar